Posted by admin on 11 Maret 2021 in Kategori | INFO KAMPUS
Atas nama segenap Civitas Academica UNWIRA, saya menyampaikan Selamat Merayakan Isra` dan Mi`raj (27 Rajab 1442 Hijriyah bagi para mahasiswa/i yang muslim/muslimat serta segenap sahabat kenalan dan mitra kerja Muslim/muslimat yang merayakannya.
Isra` dan Mi`raj adalah Perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Mesjid al-Haram
di Mekkah menuju Mesjid al-Aqsa di Darussalam (Jerusalem) pada malam 27 Rajab
(bulan ke-7) thn 621 M. Lalu sang Nabi Muhammad SAW naik ke Langit ketujuh, dan
lalu ke Sidrat al-Muntaha dan berjumpah dengan Allah Subhanahu wa ta`ala.
Dalam perjumpaan dan dialog itu ada berbagai hal mulia yang diterima dari
Allah, tapi salah satunya yang istimewa adalah Penjadwalan Salat Wajib Lima Waktu yang diberikan kepada Nabi dan Umat Islam
(berdoa wajib 5 kali sehari). Salat atau doa untuk memuliakan Tuhan dan memperoleh
kekuatan menghadapi aneka tantangan serta kemaksiatan, kebodohan yg dikenal
dengan nama JAHILIYAH, baik religius
maupun kebodohan akademis.
Tanpa memperdebatkan peristiwa Isra` dan Mi`raj dari perspektif
teologis, dan historis, saya ingin melihatnya dari perspektif literer/genus
literarium berbagai Kitab Suci di dunia berbahasa Semitik, yang kuat diwarnai
oleh gaya literer Visio Apokaliptik (yang juga ditemukan dalam KSPL dan KSPB).
Bdk. Yeremia (Yer.24,1=10), Mrk 14,26; Kis, 7, 54-56; Gaya visio apokaliptik
dalam Wahyu Yohanes, dll.
Penting juga bahwa kita para akademisi UNWIRA melihat pesta dan peristiwa
ini dari aspek pembelajaran nilai-nilai luhurnya. Dalam gaya apokaliptik isra dan mi`raj hari ini kita pun
berani meninggalkan kedataran hidup akademis dan coba mengawan/mengudara hingga
ke level mi`raj (tangga ke langit akademia yang lebih tinggi) dengan kegiatan2
serupa ini.
Kita pun harus terus memerangi berbagai fenomena jahiliyah /kemalasan/pasivitas/bahkan kebodohan (religius dan akademis). Kita harus mencari terang pencerahan budi (Aufklarung) dengan aneka cara, antara lain: dengan Seminar Hasil Penelitian dan PKM hibah UNWIRA Tahun Pendanaan 2020/2021 ini. Kita tak harus berhenti disini. Saya mengharapkan dan menghimbau agar hasil Penelitian dan PKM seperti ini hendaknya ditingkatkan jumlahnya (bukan saja sebanyak 20 Penelitian dan 13 PKM seperti ini dari 237 dosen = 10%). Seharusnya lebih banyak mencapai 50% dan malah harus dikembangkan dan ditingkatkan lebih lanjut menjadi Proposal Penelitian Hibah Dikti Tahun Pendanaan berikutnya, yang outputnya dapat diterbitkan di Jurnal berreputasi, baik Jurnal Nasional maupun Internasional Terindeks SCOPUS.
Kepercayaan akan kemampuan diri (lembaga) sendiri harus disadari dan dimanfaatkan oleh kita sendiri, karena dalam kebersamaan dan kesatuan UNIVERSITY (kesatuan arah: Uni + Versus) kita bisa berbuat apa saja. Saya, secara pribadi sangat mendukung kegiatan seperti ini dan memimpikan bahwa suatu saat nanti (tahun depan/2022) akan ada puluhan dan bahkan ratusan PROPOSAL PENELITIAN & PKM akan di-submit dan lolos serta menang dalam kompetisi. Saya telah bertekad untuk memberi dan telah memberi insentif sebagai tanda apresiasi atas kreativitas ketiga dosen yang hasil penelitian mereka di-publish di Journal Internasional terindeks SCOPUS (Rp 1.000.000 per artikel sebagai Penulis Pertama). Dengan pertimbangan dan pemikiran ini, secara resmi saya membuka Kegiatan Seminar Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Tahun Pendanaan 2020/2021.