Posted by admin on 31 Oktober 2020 in Kategori | INFO KAMPUS
Universitas
Katolik Widya Mandira menggelar Rapat Senat Terbuka Luar Biasa dalam rangka
wisuda Pasca Sarjana angkatan XXXIV dan Sarjana angkatan LXII pada hari Sabtu,
31 Oktober 2020, pukul 08.00 sampai selesai. Untuk kedua kalinya, Unwira
menggelar upacara wisuda ini secara online
karena kendala pandemi covid-19. Para
wisudawan/i dan undangan mengikuti upacara ini melalui akun Zoom dan juga live stremaing di akun youTube
Unwira. Upacara wisuda ini digelar di aula Informatika kampus II Unwira (kampus
Penfui), Jl. San Juan NO. 1 Penfui. Wisuda ini merupakan Wisuda Periode I Tahun
Ajaaran 2020/2021 dengan jumlah wisudawan sebesar 308 orang.
Dalam upacara itu, Orasi Ilmiah
dibawakan oleh Romo Dr. Oktavianus Naif, Pr Dosen Fakultas Filsafat, dengan
judul “Pergeseran Paradigma Hakekat Pengetahuan: dari Pengetahuan demi
Keutamaan - Pengetahuan demi
Kecepatan/Kecekatan – Pengetahuan demi Kecelakaan/Manipulasi”. Ia menjelaskan
bahwa ada dua kisaran diskursur ilmiah dalam materinya itu yakni cepatnya laju
peju pertumbuhan IPTEK di satu sisi dan “lelet”-nya pertumbuhan nilai-nilai
fundamental (baik-benar-indah-harmoni) di dalam hati nurani publik, di sisi
lain. Dalam orasinya itu ia menegaskan bahwa UNIKA mesti menjadi Lumen Gentium dan Habemus Vitam in Abudantius. “Universitas Katolik Widya Mandira
kiranya menjadi “lumen gentium” –
yang artinya sebuah titik terang tetap, padanya orang berduyun-duyun datang dan
daripadanya terpancar dan terpencar sinar ke segala arah, di mana ada bonum, verum et pluchrum di sana habemus vitam in abudantius – kita memiliki
kehidupan dan memilikinya secara berkelimpahan (limpah ilmu, limpah mahasiswa,
limpah fullus, otak full, hati full, dompet full, perut full)”, kata Rm. Okto.
Romo Dr. Oktavianus Naif, Pr. sedang membawakan Orasi Ilmiah/Foto screenshot akun youtube Unwira
Rektor Unwira, P. Dr. Philipus Tule, SVD
yang memimpin langsung Upacara Wisuda mengajak segenap civitas akademika UNWIRA
untuk bergembira bersama karena sekalipun dalam situasi pandemi Covid-19 UNWIRA mampu memwisudakan 308 mahasiswa. Dalam
amanatnya ia mengangkat fenomena rendahnya daya serduk NTT yang adalah nelayan,
petani, peternak. Menurutnya kekayaan laut NTT seharusnya menjadi objek kajian
penelitian para mahasiswa. “Sebagai Provinsi dengan kawasan laut yang lebih
luas dari daratan, 70 % lautan, seharusnya kita terus mendukung maritim cultrure, aqua culture. Pesisir pantai dan laut yag kita miliki mempunyai
potensi luar biasa. Namun masih kurang mahasiswa yang berminat mempelajari
sektor- sektor ini dan melakukan penelitian di sektor-sektor ini (perikanan,
laut, garam)”. Ia juga mengucapkan proficiat dan terima kasih kepada para
wisudawan dan mengharapkan agar mereka mampu menjadi pribadi yang sungguh
mengabdi pada masyarakat dengan membawa motto Unwira. “Jadilah abdi masyarakat
yang bermoral, integaral, cerdas, terampil, setia, rendah hati, berkomitmen
demi kemajuan dan kesejahteraan, serta terus membawa motto Unwira ke tengah
masyarakat agar mereka pun memiliki hidup dalam kelimpahan (Ut Vitam Habeam
Abudantius)”, kata P. Philipus.
Ketua Pengurus Yayasan Pendidikan
Katolik Arnoldus Kupang, P. Yulius Yasinto, SVD, MA,Sc, dalam sambutannya menyebut
dua tantangan yang dialami saat ini yakni disrupsi tekhnologi dan pandemi
Covid-19. Menurutnya tantangan itu menuntut dari kita kreativitas berpikir,
kemandirian berpikir serta ketekunan dan keuletan. Untuk mengatasi
tantangan-tantangan itu ia mengajak segenap civitas akademika UNWIRA untuk
bekerja sama demi kemajuan dan perkembangan UNWIRA. “Saya mengajak kita semua
untuk tetap meningkatkan kerja sama, saling mendukung satu sama lain,
meningkatkan disiplin kerja, disiplin mengajar, dan disiplin belajar agar kita
dapat mengembangkan sebuah Perguruan Tinggi secara khusus Universitas Katolik
Widya Mandira Kupang ini menjadi Perguruan Tinggi yang berkualitas, bisa
menjawabi tantangan zaman, dan tetap menjadi kebanggaan Gereja, bangsa dan
negara Republik Indonesia,” kata mantan Rektor UNWIRA itu.
Sejalan dengan itu Kepala LLDIKTI Wilayah
VIII mengharapkan kepada para wisudawan/i yang juga adalah sarjana baru supaya memegang
prinsip “jangan menjadi pengangguran” dan meningkatkan kemandirian. Untuk itu
perlu dihindari sikap malas. “Jangan pernah malas. Malas adalah salah satu
penyakit yang menyebabkan saudara/i tidak berhasil. Keberhasilan setelah tamat
S1, setelah diwisuda hari ini itu hanya dilakukan dengan cara yang sangat
gampang yakni dengan menghapus kata malas”, kata Kepala LLDIKTI Wilayah VIII itu.
Selain itu ia juga menambahkan bahwa bahwa kunci sukses sebuah Perguruan Tinggi
dikatakan berkualitas ialah “DOA” (Dana, Orang, dan Alat). Menyiapkan secara
baik SDM yang berkualitas, infrastruktur yang baik, dan anggaran yang direncanakan
secara tepat.
Dalam kesempatan wisuda kali ini terdapat 8 orang wisudawan yang berhasil meraih status “Lulusan Terbaik”, di antaranya; Enos Dano (Sarjana Sosial, Magister Manajemen, Jenjang S2, IPK 3,84), Jefri Yanto Huru Ludji, (Sarjana Akuntasi, Jenjang S1, IPK 3,69), Simforianus Rindo (Sarjana Pendidikan, Jenjang S1, IPK 3,68), Victorianus Evelio Kaho (Sarjana Teknik, Jenjang S1, IPK 3,46), Roswita Beatrix Gapung (Sarjana Administrasi Publik, Jenjang S1, IPK 3,70), Margareth Koronka S. (Sarjana Hukum, Jenjang S1, IPK 3,75), Airton Wiliam Nil Bhoka (Sarjana Filsafat, Jenjang S1, IPK 3,21), dan Antonius Akun (Sarjana Sains, Jenjang S1, IPK 3,32).
Fr. Ertus Sie ***