Posted by admin on 25 September 2020 in Kategori | INFO KAMPUS
Perayaan Syukur Dies Natalis ke-38 Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang berlangsung secara virtual. Dies Natalis Unwira tahun 2020 mengangkat tema Siapakah Aku Ini dirayakan dalam misa syukur yang dipimpin oleh rektor Unwira P. Dr. Philipus Tule, SVD, Jumat (25/9) bertempat di Kampus Merdeka Kupang. Turut hadir pada perayan syukur tersebut para Wakil Rektor, para Dekan, para dosen Doktor, dua dan orang perwakilan mahasiswa. Perayaan itu juga turut dimeriahkan oleh 10 orang anggota koor dari Peer Ministry Unwira.
Rektor
P. Dr. Philipus Tule, SVD dalam homilinya mengajak seluruh civitas akademika
Unwira untuk merefelksikan tema syukur Dies Natalis ke-38 Unwira untuk bertanya diri siapakah aku ini dan
siapakah Unwira. Bagi Pater Rektor bertanya adalah hal yang penting dalam
kehidupan dan merupakan sebuah proses untuk mendapatkan kebenaran yang pasti, karena
sesungguhnya orang yang malu bertanya akan tersesat dan ketika orang tersesat
mesti bertanya. Bahkan orang sering mendefenisikan filsafat sebagai kegiatan
tidak henti bertanya. Orang yang tidak bertanya apapun alasannya menandai bahwa
orang itu mandek berpikir. Tidak mau mencari makna yang lebih dalam.
“Kehidupan
manusia merupakan pertanyaan mahabesar yang menuntut jawaban setiap saat,
kadang-kadang terjawab lebih banyak tidak bahkan maut menjemput kitapun kita
terus bertanya.tentang hidup ini sampai pada akhirnya menghadap Tuhan”,
ungkapnya.
Pertanyaan
siapakah aku ini merupakan sikap orang yang mau mengenal diri dengan pengakuan
akan kelemahan dan kekuatan dengan keinginan untuk belajar bangkit dari
keterpurukan dan dengan kerendahan hati untuk bertobat, membarui diri, membarui
visi misi ke depan. Teguran Yesus kepada Penatua yang tidak mengenal diri
sendiri yang tampil sebagai orang yang hebat, yang terpandang di mata publik,
tetapi mereka tidak berhak lebih dulu masuk ke dalam Kerajaan Allah, karena
mereka tidak menyadari diri sebagai pendosa yang telah diampuni Allah.
“Mereka
hanya dengan atribut sebagai Alim Ulama, Ahli Kitab, Ahli Taurat, penatua bangsa-bangsa.
Bagi Yesus jauh lebih penting mengenal diri sebagai insan-insan yang lemah,
sebagai pendosa yang telah diampuni dan masuk dalam kehidupan baru. Ada tekad
untuk hidup baru, dengan motivasi baru, yang dibangun atas dasar firman Tuhan. Amanat
Santo Paulus menjadi manusia baru dan lahir baru itulah dies natalis. Hari kita
dilahirkan baru, hari kita melahirkan secara baru diri kita sendiri,
orang-orang yang kita layani, anak didik kita”, tuturnya.
Dalam homlinya Pater Rektor menegaskan bahwa perayan dies natalis ke-38 pada 24 September yang baru dirayakan pada kesempatan tersebut mesti memacu segenap civitas
akademika Unwira untuk lahir baru. Menjadikannya sebagai momen penjernihan jati
diri dan identitas diri sebagai yayasan, sebagai pimpinan Perguruan Tinggi,
sebagai dosen, sebagai pegawai, sebagai mahasiswa dan mahasiswi. Penjernihan
diri merupakan pergumulan seganap civitas akademika Unwira secara khusus syukur
dies natalis dengan mengacu pada motto Unwira Ut Vitam Habeant Abudantius: "supaya mereka memiliki hidup dalam
kelimpahan" tersebut.
“Untuk
mewujudkan motto Unwira, kita perlu melayani dengan hati, supaya mereka
memiliki hidup dalam kelimpahan. Betapa indah bila kita melayani dengan hati
seperti hati Yesus. Menjadi manusia baru yang dibarui dalam Roh dan pikiran,
dalam kebenaran dan kekudusan tanpa dusta dan amarah, tidak mencuri tetapi
bekerja keras, melakukan kebaikan bagi orang yang berkekurangan tanpa
pertikaian dan fitnah, ramah satu sama lain, penuh kasih sayan, saling
mengampuni, sebagaimana Allah dalam Kristus mengampuni kita sekalian. Itulah jati
diri kita dan Unwira adalah kita”, tegas Pater Rektor Unwira
Pada
kesempatan tersebut Wakil Rektor 1 Dr. Ir. Yosep M. Laynnurak, M.Si mewakili
Rektor dan Pimpinan Yasayan menyampaikan selamat ulang tahun ke-38 Unwira sekalian
mensyukuri setiap perjuangan dan pengorbanan, peristiwa dukacita dan sukacita
yang telah dilalui sepanjang usai 38 Unwira.
Setelah perayaan ekaristi syukur dies natalis dilanjutkan dengan peluncuran buku Etnomedisin
oleh Dr. Makismus Taek salah satu dosen Fakultas MIPA Unwira.*** (Br. Vinsen Poli, SVD, ed Fr. Ertus Sie, SVD)